PANGANDARAN - Keputusan Ujang Endin selaku calon bupati nomor urut 2 untuk menghentikan proses gugatan hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK) menuai apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Tedi Yusnanda N, Direktur Eksekutif Sarasa Institute, yang menilai langkah tersebut sebagai tindakan negarawan yang patut dicontoh.
Dihubungi melalui telepon, Tedi Yusnanda menyebut bahwa keputusan tersebut menunjukkan kedewasaan politik Ujang Endin dalam mengutamakan stabilitas dan kepentingan masyarakat Pangandaran di atas ambisi politik pribadi. "Ini adalah sikap yang mencerminkan jiwa negarawan, seperti yang dijelaskan dalam filsafat politik oleh Plato. Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mendahulukan kebaikan publik, bukan sekadar kepentingan pribadi atau kelompoknya, " ungkapnya.
Tedi menambahkan, langkah ini juga penting untuk mencegah polarisasi yang lebih dalam di masyarakat Pangandaran pasca-Pilkada. Menurutnya, stabilitas politik yang kondusif menjadi pondasi utama dalam membangun daerah yang maju. "Jika konflik terus berlanjut, masyarakat yang menjadi korban. Sebaliknya, stabilitas akan membawa pembangunan yang berkelanjutan, " katanya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Diusung Empat Partai?
|
Gerindra Pangandaran sebagai Kekuatan Penyeimbang
Meski tidak terpilih sebagai kepala daerah, peran Ujang Endin dinilai masih sangat strategis. Sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Pangandaran, ia memiliki 5 anggota DPRD terpilih yang dapat berfungsi sebagai oposisi yang konstruktif.
"Politik oposisi yang sehat adalah elemen penting dalam demokrasi. Menurut teori keseimbangan politik dari Giovanni Sartori, keberadaan oposisi yang kuat akan memastikan kebijakan pemerintah berjalan sesuai prinsip good governance. Dalam konteks Pangandaran, Gerindra memiliki peluang besar untuk menjadi sparring partner bagi eksekutif, " ujar Tedi.
Isu-isu strategis seperti pengelolaan anggaran, transparansi, dan pembangunan infrastruktur disebut Tedi sebagai bidang yang harus menjadi perhatian serius Gerindra ke depan. "Keseimbangan politik ini akan menjadi elemen penting untuk memastikan akuntabilitas pemerintah daerah dalam menjalankan mandat rakyat, " tambahnya.
Negarawan dan Politik yang Berorientasi pada Kesejahteraan
Langkah Ujang Endin juga dikaitkan oleh Tedi dengan teori negarawan modern yang dijelaskan oleh Edmund Burke, yang menyebut bahwa seorang pemimpin sejati harus mampu berpikir jangka panjang dan tidak terjebak dalam kepentingan sesaat. "Keputusan untuk menghentikan gugatan ini adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang berpikir jauh ke depan demi kemaslahatan rakyat, " jelasnya.
Tedi juga berharap, ke depan, baik eksekutif maupun legislatif dapat berkolaborasi untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat Pangandaran. "Dengan dinamika politik yang sehat, saya optimistis Pangandaran akan semakin maju, " pungkasnya.
Harapan untuk Pangandaran
Keputusan Ujang Endin menghentikan gugatan ke MK memberikan sinyal bahwa kontestasi politik tidak selalu harus berujung pada konflik berkepanjangan. Langkah ini tidak hanya meredakan ketegangan, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi politik yang lebih baik di masa depan. Dengan peran aktif dari Gerindra Pangandaran sebagai kekuatan penyeimbang, harapan masyarakat untuk melihat Pangandaran yang lebih sejahtera dan adil semakin terbuka.( JNI )