PANGANDARAN - Pondok Pesantren Al-Itqon Qiroatussabah yang beralamat di Dusun Lebaksari RT 24 RW 08 Desa Batumalang Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran menggelar Green Economi Ketahanan Pangan Nasional, dengan tema Lamun Hejo Tangtu Ngejo pada hari Sabtu (20/7/2024)
Penanaman 10.000 pohon melon dan 10.000 di resmikan langsung oleh Wakil Bupati Pangandaran H. Ujang Endin Indrawan. Acara yang dimulai dengan kirab merah putih dilaksanakan melibatkan santri santriwati pesantren Al-Itqon, karangtaruna desa Batumalang, tokoh agama , tokoh budaya, Gempita Kabupaten, unsur pemerintahan, Anggota TNI Polri dan petani milenial.
Hadir dalam acara penanaman melon dan semangka, Unsur Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, CDK 7, Kapolres Pangndaran AKBP Mujianto, S.l.K., M.H., Dandim 0625 Pangandaran Dandim) 0625/Pangandaran Letkol Inf Indra Mardianto Subroto, M.IP , Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Kepala Dinas LH Kabupaten Pangandaran dan Perwakilan dari Perum Perhutani Ciamis.
Baca juga:
Pesan Penting Menteri LHK di Festival LIKE 2
|
Kegiatan Green Economi - ketahanan Pangan yang digelar di pesantren Al-Itqon Qiroatussabah memiliki peran sangat penting dalam pemberdayaan ekonomi umat. Pemberdayaan ekonomi umat mengandung makna sosial yang bertujuan membangun perekonomian masyarakat, baik secara individu maupun kolektif. Jam'iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (Jatman NU) merupakan salah satu pelopor pemberdayaan ekonomi umat.
Dalam sambutannya Pengasuh Pondok Pesantren KH. Abdullah Siraj menjelaskan, " Kegiatan Green Economi - ketahanan pangan tahun 2024 ini bertujuan membentuk para santri agar mampu hidup mandiri dengan segudang kemampuan, mengajarkan tehnik pertanian secara langsung di alam, selain pendidikan formal pada para santri, untuk bekal dimasa yang akan datang , " terang KH.Asep
" Keterlibatan para tokoh budaya dalam Kegiatan Green Economi, merupakan kolaborasi dan sinergitas dengan semua elemen untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus memupuk nilai-nilai Budaya bangsa serta kearipan lokal yang hampir hilang " pungkas KH. Asep.( MISG )